Kebijakan Moneter dan Kebijakan Fiskal | Ekonomi Kelas 12

 

Kebijakan Moneter dan Kebijakan Fiskal

Dulu di tahun 1998, negara kita pernah berada di posisi sulit. Katanya saat itu sedang krisis moneter. Sebenarnya seperti apa sih kebijakan moneter dan kebijakan fiskal? Biar tidak terulang gimana kalo sahabat Latis ikut mempelajari nih! Kalian kan calon-calon pemimpin di masa depan ya kan?

Kebijakan Moneter dan Kebijakan Fiskal

Apa sih gunanya suatu negara atau daerah memiliki kebijakan? Tentunya ini sangat penting untuk menyemangati keadaan ekonomi di suatu daerah. Dalam hal ini kedua kebijakan yaitu fiskal dan moneterlah yang memegang peranan cukup besar. 

Tunggu, sahabat Latis udah tau belum apa itu kebijakan moneter? Cekidot ya!

Kebijakan Moneter

kebijakan Moneter dan Kebijakan Fiskal

Sumber Freepik 

Adapun fokus dari kebijakan ini yaitu untuk mengurangi atau meningkatkan suplai uang dengan tujuan menstimulasi kembali keadaan ekonomi. Maksudnya gimana sih?

Jadi, kebijakan moneter merupakan proses manipulasi suplai uang dan tingkat suku bunga. Tujuannya yaitu untuk menstabilkan atau menstimulasi ekonomi. Dalam ekonomi modern, kebijakan ini merupakan mekanisme yang ampuh untuk menangani resesi serta mengurangi pengangguran melebihi kebijakan fiskal. Hah? kok bisa?

Cara menjalankan kebijakan ini adalah dengan dengan mengganti suplai uang terlebih dahulu. Tujuannya untuk memanipulasi tingkat suku bunga. Jadi sebenarnya tingkat suku bunga itu mempengaruhi hampir seluruh permintaan barang dan jasa ditambah investasi. Jika ini berhasil tentu efeknya akan besar dan pervasif untuk menstimulasi dan juga menurunkan aktivitas perekonomian. Untuk masalah suplai uang ini bergantung dengan tingkat suku bunga.

Lagi-lagi yang perlu diperhatikan adalah bahwa tingkat suku bunga yang lebih rendah. Korelasi ini akan menyebabkan konsumsi dan investasi yang lebih tinggi. Kalau sudah begitu, maka tingkat permintaan agregat juga akan meningkat.

Dari sinilah akan terjadi peningkatan konsumsi yang terjadi melalui individu-individu yang membuat pinjaman dari bank untuk KPR atau kredit kendaraan. 

Kondisi lainnya adalah ketika tingkat suku bunga rendah maka akan membuat tingkat investasi bisnis lebih tinggi akibat investasi potensial. Mereka akan menghasilkan profit di masa depan akan semakin bertambah.

Misalnya begini, investor hanya akan meminjam uang untuk berinvestasi di proyek dengan tingkat ROI melebihi 10 persen jika tingkat suku bunga mencapai 10 persen. Tetapi, jika tingkat suku bunga di bawah itu, misalnya 5%, maka investor dapat berinvestasi ke semua proyek dengan tingkat ROI-nya melebihi 5 persen. Dengan demikian akan lebih banyak proyek yang akan berjalan.

Jadi begini, bank pusat akan meningkatkan output dalam kebijakan ekonomi moneter melalui 3 langkah:

1. Membeli saham dari pemerintah dengan tujuan untuk meningkatkan suplai uang;

2. Jika sudah terjadi peningkatan suplai uang, maka akan menyebabkan tingkat suku bunga menurun;

3. Pebisnis dan para konsumen akan merespon dengan cara mengambil pinjaman lebih banyak. Mereka juga menggunakan uangnya untuk membeli lebih banyak (konsumtif) terhadap barang dan jasa. 

Menurut kalian ini cukup masuk akal kan? Sebelum kita menarik kesimpulan, kalian juga harus tau dulu mengenai kebijakan Fiskal nih. Kita akan bahas di bawah ini ya! Stay tune lho sahabat Latis! 

Kebijakan Fiskal

kebijakan Moneter dan Kebijakan Fiskal
Sumber Freepik 

Ini adalah sebuah kebijakan yang memakai anggaran pemerintah yang ada disertai dengan pajak. Tujuannya juga sama yaitu untuk menstimulasi keadaan ekonomi. 

Fokus dari kebijakan ini kembali lagi ke anggaran belanja negara beserta pajak sehingga kebijakan ini akan berhubungan erat dengan makroekonomi. Kok bisa? Karena peluang untuk meningkatkan permintaan agregat erat kaitannya dengan ini. 

Pokoknya dari kedua kebijakan itu kini pemerintah yang telah dibantu oleh para ekonom dan berlandaskan teori ekonomi modern, keduanya kini berperan untuk mengurangi waktu resesi yang terjadi. 

Tentu saja hal ini memberikan kesempatan utamanya kepada pemerintah untuk dapat meningkatkan kesejahteraan rakyatnya yang berada di tengah resesi. Seperti yang kalian ketahui mengenai berbagai teori ekonomi, kebijakan yang benar tentu dapat meningkatkan kesejahteraan negara. Iya atau tidak? 

Perubahan Pada Kebijakan Fiskal

Ada dua perubahan yang bisa dijadikan acuan:

a. Menurunkan pajak yang berpengaruh pada penghasilan setelah pajak yang meningkat. Dengan demikian konsumen memiliki dana lebih untuk membeli barang dan jasa lain.

b. Berbelanja barang dan jasa dengan tujuan untuk meningkatkan permintaan agregat. 

Oke, sekarang kita lihat dan amati perubahan yang pertama.Perubahan pertama membuat pengurangan pendapatan pemerintah. Perubahan kedua menyebabkan peningkatan pengeluaran negara. 

Apakah lantas terjadi defisit? Eits, tunggu dulu. Defisit anggaran negara dapat dihitung dengan rumus pendapatan dikurangi pengeluaran. Jadi, kedua bentuk kebijakan fiskal dapat meningkatkan defisit anggaran negara. Wah berarti gawat dong ya?

Defisit anggaran negara menyebabkan banyak permasalahan ekonomi seperti inflasi. Oleh sebab itu untuk melaksanakan kebijakan fiskal terbatasi karena hal itu.

Dalam kondisi ekonomi yang bermasalah, salah satu keputusan pembuat kebijakan adalah untuk meningkatkan pengeluaran negara. Ini cuma contoh saja lho ya!

Contoh Soal

1. Bagaimana peran pemerintah apabila terjadi banyak pengangguran?

Jawab:

Banyaknya pengangguran membuat banyak barang produksi tidak terjual. Pemerintah dapat membeli produk tersebut dengan menggunakan anggaran yang ada. Efeknya adalah akan terjadi peningkatan permintaan dan pebisnis akan meresponnya dengan penyerapan tenaga kerja. Endingnya akan terjadi pengurangan tingkat pengangguran.

Jadi kalian sudah bisa menarik benang merahnya? Ini semua untuk memenuhi permintaan yang sengaja dibuat pemerintah melalui pengeluarannya. Alhasil peningkatan output harus terjadi.

Anggap saja ini umpan yang  diharapkan akan memulai permintaan-permintaan yang baru lainnya. Kembali lagi pada para pengangguran tadi yang sudah menjadi tenaga kerja dan menerima pemasukan lagi, mereka akan menggunakan pemasukannya untuk berbelanja barang dan jasa.

Dengan demikian permintaan otomatis akan meningkat lagi. Dari sinilah perbaikan ekonomi diharapkan akan terjadi dengan sendirinya sehingga pemerintah tidak perlu melakukan pengeluaran lagi. Cukup memberi umpan sekali saja.

Taktik selanjutnya adalah meningkatkan pengeluaran tanpa mengurangi pengeluaran di sektor privat dengan cara hutang. Sejauh ini cara berhutang merupakan cara yang tepat untuk meningkatkan permintaan akan barang dan jasa secara keseluruhan.

2. Apa yang akan terjadi jika negara terlalu banyak berhutang?

Jawab:

Efek samping dari hutang berlebihan adalah terjadinya defisit anggaran. Defisit anggaran akan menambah jumlah hutang.

Ya mau tidak mau kalau kalian dihutangi terus merasa kapok tidak? Makanya untuk mengamankan kepercayaan pemberi hutang, pemerintah akan mengoyak pajak di masa depan. Dengan demikian, para pemberi hutang bisa percaya kalau pemerintah sanggup melunasi hutang. Walaupun praktiknya mungkin ini sekedar janji manis kayak teman kalian waktu ngutang. Haha. 

Tapi ini kan lain lagi ceritanya. Pemerintah adalah kontrol atas pajak. Jadi mau tidak mau kalau kepepet ya mereka akan menaikkan pajak. Yang dirugikan siapa? Balik lagi dong ke masyarakat, padahal yang rajin korupsi siapa yak?

Ya memang sih pemerintah tidak harus selalu pinjam ke negara sebelah tapi bisa juga ke investor. Contohnya seperti abang Elon Musk atau siapa tuh yang punya Facebook? Ya gitu deh.

Selama mereka masih percaya sama pemerintah ya semua aman-aman aja tapi beda lagi ceritanya kalo mereka udah mulai ga percaya. Pilihan lain adalah meningkatkan suplai uang. Ya gimana dong ya? Pajak udah mentok, yaudah. 

Duh bahaya, bahaya! Danger nih! Peningkatan suplai uang berbuntut pada inflasi. Ini akan menyebabkan kehilangan kepercayaan dalam kontrak atau investasi jangka panjang. Ya memang begitu karena tidak ada yang tahu pasti bagaimana nilai uang di masa mendatang setelah inflasi itu. 

Nah makanya para investor akan memiliki kekhawatiran tiap kali pemerintah memiliki defisit anggaran yang besar atau hutang yang meningkat. Takutnya nih pemerintah tidak akan mampu menaikkan pajak untuk membayar hutangnya. Yasudah akhirnya  mereka akan mencetak lebih banyak uang.

Karena itulah mereka memunculkan dua kebijakan tadi yang walaupun berupa kebijakan tetap saja tidak selalu hanya punya sisi baik. 

Setelah mendapat pencerahan dari beberapa penjelasan di atas kira-kira gimana nih Sahabat Latis? pembahasan materi Kebijakan Moneter dan Kebijakan Fiskal sulit ga sih? Biar makin paham materinya yuk ikutan les di latisprivat.com dijamin nilai kamu bakal meningkat drastis. 


Baca juga: Sistem Seleksi CPNS Nasional

Referensi:

stie-sbi.ac.id

money.kompas.com



Komentar

Popular Post