Perjuangan Kedaerahan Melawan Penjajah | Sejarah Kelas XI

perjuangan kedaerahan

 

Waktunya belajar sejarah nih Sahabat latis! Mana suaranya kelas XI? Kalian dari daerah mana nih? Udah tau perjuangan kedaerahan kalian waktu melawan penjajah belum? Kalo belum kita belajar bareng yuk!

Perjuangan Kedaerahan 

perjuangan kedaerahan

Sumber Freepik 

Indonesia dijajah Belanda dan Jepang, tentu kalian udah mengenal masalah ini. Siapa sih yang betah dijajah? Sebab itu muncul pergolakan ingin hidup lebih baik melalui serangkaian perjuangan. Itulah sebabnya para pejuang dan pemimpin perjuangan di berbagai daerah terus berusaha dalam melawan si Belanda. 

Walaupun mereka menggunakan persenjataan tradisional, para pejuang menunjukan semangat pantang menyerah dalam berbagai peperangan melawan penjajah. Gimana? kalian udah ada bayangan belum mengenai hal ini?

1. Perang Saparua Ambon, Maluku (1817)

Di materi sebelumnya, kita sudah berpikir mengenai alasan Indonesia dijajah. Indonesia kaya akan sumber daya alam yang diburu oleh bangsa Eropa. Mereka yang serakah itu ingin untuk memonopoli hasil rempah di Indonesia. Salah satunya di Maluku. Di daerah ini kolonial Belanda menerapkan berbagai kebijakan yang menyengsarakan bangsa Indonesia. Contohnya antara lain kewajiban kerja paksa, penyerahan hasil kelautan, memberhentikan guru demi kehematan, memaksa para pemuda menjadi tentara, dan ketidakmauan Belanda untuk membayar terhadap perahu yang dipesannya. Oke, walaupun usut punya usut sebenarnya kerjaan yang disuruh Belanda semua dibayar sih namun dikorupsi, tapi belum tau juga kebenarannya bagaimana.

Dari situlah akhirnya para tokoh dan pemuda di Maluku sepakat melawan kekejaman kolonial Belanda. Terjadilah perang antara Belanda dibawah pimpinan Van den Berg dengan Maluku dibawah komando Christina Martha Tiahahu, Thomas Pattiwwail, dan Lucas Latumahina, akhirnya Indonesia mampu menguasai Benteng Duurstede.

Tidak berhenti sampai disitu ya Fergusso, Belanda meminta bantuan dari Ambon lewat jalur perairan tetapi digagalkan oleh pasukan Pattimura. Dengan datangnya bantuan dari Batavia maka Belanda membawa semua pasukannya untuk merebut benteng Duurstede dan naasnya benteng tersebut bisa kembali dikuasai Belanda. Jadi memang belum membuahkan hasil kala itu.

Pattimura yang berhasil lolos dibuat sayembara oleh Belanda. Siapa yang mampu menangkap Pattimura akan diberi hadiah 1000 gulden. Setelah 6 bulan berhasil lolos akhirnya Pattimura tertangkap dan pada 16 Desember 1817 Pattimura dihukum gantung di alun-alun kota Ambon sedangkan pimpinan lainnya seperti Christina Martha Tiahahu dibuang ke Jawa untuk bekerja rodi. Siapa nih kira-kira yang dapet seribu gulden itu coba?


2. Perang Diponegoro, Jawa Tengah (1825-1830)

Termasuk dalam salah satu perang yang besar dalam menghadapi Belanda, perang ini muncul akibat kebijakan yang tidak masuk akal dari Kolonial Belanda. Salah satunya adalah pengambilan tanah-tanah milik bangsawan oleh pemerintah Hindia Belanda. Belanda juga berhasil mengadu domba raja-raja yang merasa menjadi sehingga kerajaan Mataram terpecah menjadi 4 bagian yaitu Surakarta, Yogyakarta, Pakualam, dan Mangkunegaran.

Semakin usil, Belanda ingin membuat jalur kereta api di daerah yang dikeramatkan oleh Pangeran Diponegoro. Cari masalah kan namanya? Terjadilah perlawanan. Pada Mei 1825 Belanda memasang patok-patok di tanah leluhur Diponegoro. Lalu para pengikut Diponegoro mencabut itu. Pangeran Diponegoro menggunakan taktik perang gerilya dimana mereka melakukannya secara sembunyi, cepat, fokus, dan efektif. 

Masih ngeyel juga, akhirnya perang pecah pada 20 Juli 1825 di Tegalrejo. Hal ini karena diutusnya serdadu Belanda untuk menangkap Diponegoro. Tegalrejo yang menjadi basis pengikut Diponegoro berhasil direbut dan dibakar oleh Belanda.

Lagi-lagi Belanda menggunakan siasat tipu muslihat yang caranya mengajak Pangeran Diponegoro untuk berunding demi menyelesaikan masalah di Magelang. Terlalu lugu dan datang kesana membuat Pangeran Diponegoro tertangkap dan diasingkan ke Manado dan dipindahkan ke Makassar sampai meninggal tahun 1855.

3. Perang Jagaraga, Bali (1846-1849)

Tiba juga akhirnya Belanda di Bali dan memaksa rakyat Bali untuk tunduk dan mengakui pemerintahan Belanda. Tapi keinginan Belanda untuk menguasai Bali tidak selalu berhasil karena kentalnya adat istiadat dan tradisi. Jeng jeng jeng.. Mereka yang suka kepo dengan urusan kerajaan, seperti membebaskan Belanda dari Hukum Tawan Karang, kerajaan Bali mengakui pemerintahan Belanda, kerajaan Bali melindungi perdagangan milik pemerintahan Belanda, semua raja-raja Bali harus tunduk terhadap perintah kolonial Belanda. Kebanyakan tuntutan hingga akhirnya ditolak mentah-mentah oleh rakyat Bali. 

Pada tahun 1846 terjadilah perang untuk memaksa raja Buleleng menandatangani isi perdamaian, yaitu pasukan Belanda ditempatkan di wilayah Buleleng, benteng kerajaan Buleleng akan dibongkar oleh pasukan Belanda, dan biaya perang ditanggung oleh raja Buleleng. Lah kok enak? Mereka yang robohin atas ide mereka kok dananya minta raja? Jelas saja ajakan damai tidak diindahkan oleh rakyat Bali. Marahlah Belanda dan akhirnya Belanda mulai melakukan serangan besar-besaran. Ada 3 pertempuran di Bali, ekspedisi pertama tahun 1846 Belanda mengirim 1700 pasukan untuk menaklukan rakyat Bali, namun berhasil diusir oleh rakyat Bali.

Dua tahun kemudian, pada ekspedisi kedua tahun 1848, Belanda mengirim pasukan yang lebih besar. Sayangnya rakyat Bali berhasil memukul mundur Belanda dengan dipimpin oleh I Gusti Jelantik. Pada ekspedisi terakhir tahun 1849, pasukan Belanda yang dikirim sekitar 4.177 orang yang mampu mengalahkan rakyat Bali.

4. Perang Padri di Sumatra Barat (1803-1838)

Ini satu-satunya perlawanan yang sangat menyita biaya dan tenaga yang sangat besar bagi rakyat Sumatra Barat dan juga Belanda. Rakyat Sumatra Barat merupakan persatuan antara kaum paderi atau ulama dengan kaum adat. Ada pula bantuan dari Aceh yang membuat Belanda kesulitan.

Belanda lalu membuat penerapan sistem pertahanan benteng stelsel. Belanda menjadikan benteng Fort de Kock di bukit tinggi dan Benteng Fort van der Cappelen menjadi benteng pertahanannya. Ternyata salah satunya yaitu penerapan sistem pertahanan benteng stelsel oleh Belanda ternyata berhasil menuai kemenangan yang ditandai dengan jatuhnya benteng pertahanan terakhir Padri di Bonjol tahun 1837.

Itulah penyebab Tuanku Imam Bonjol ditangkap dan diasingkan ke berbagai daerah di Indonesia, seperti Priangan, Ambon, dan Manado.

5. Perang Aceh (1873-1915 dan 1942)

Inilah semangat jihad bangsa Indonesia, yaitu perang membela agama Islam. Belanda harus susah payah melawan rakyat Aceh tapi gagal. Terbukti dengan gugurnya Jendral Kohler dan kegagalan sistem pertahanan benteng stelsel.

Menurut para saksi, saat itu, Belanda kewalahan dalam menghadapi perlawanan fisik rakyat Aceh hingga mereka mengutus Dr. Snouck Hurgroje untuk menyamar dan mencari tahu kelemahan rakyat Aceh. Akhirnya didapatlah cara untuk mengalahkan perlawanan rakyat Aceh dengan politik adu domba antara golongan bangsawan dan ulama Aceh.

6. Perang Sisingamangaraja di Sumatra Utara (1878-1907)

Perlawanan ini dilakukan oleh Sisingamangaraja XII yang berlangsung selama 24 tahun. Gilak lama banget yak 24 tahun? Perang ini disebabkan karena  Belanda yang berusaha mewujudkan Pax Netherlandica. Apa itu? ga tau juga  ya apaan. Pertempuran ini berawal dari serangan ke pusat pertahanan Belanda pada 1907 dan berakhir dengan pengepungan benteng terakhir Sisingamangaraja di Pakpak. Kalah? iya sih awalnya.

7. Perang Banjar-Barito di Kalimantan Selatan (1866)

Belanda yang suka ikut campur ternyata juga ikut campur dalam pergantian raja di Kerajaan Banjarmasin. Perlawanan rakyat Banjar dipimpin oleh Pangeran Antasari setelah Belanda menangkap Prabu Anom.

Pecahnya perang di Kalimantan karena datangnya pasukan bantuan bagi Belanda yang membuat pasukan Pangeran Antasari terdesak. Dinyatakan perang benar-benar selesai pada 1866 saat Pangeran Hidayat yang menjadi Raja Kerajaan Banjarmasin menyerahkan diri ke Belanda.

Contoh Soal

perjuangan kedaerahan

Sumber Freepik

Setelah membahas satu per satu tadi, saatnya unjuk pemahaman kalian nih. 

1. Siapa yang memimpin pertempuran rakyat Bali?

Jawab: Gusti Ketut Jelantik

2. Jelaskan terjadinya perang Barito!

Jawab:
Belanda yang suka ikut campur ternyata juga ikut campur dalam pergantian raja di Kerajaan Banjarmasin. Perlawanan rakyat Banjar dipimpin oleh Pangeran Antasari setelah Belanda menangkap Prabu Anom.

Pecahnya perang di Kalimantan karena datangnya pasukan bantuan bagi Belanda yang membuat pasukan Pangeran Antasari terdesak. Dinyatakan perang benar-benar selesai pada 1866 saat Pangeran Hidayat yang menjadi Raja Kerajaan Banjarmasin menyerahkan diri ke Belanda. 

Setelah mendapat pencerahan dari beberapa penjelasan di atas kira-kira gimana nih Sahabat Latis? pembahasan materi Perjuangan Kedaerahan Melawan Penjajah sulit ga sih? Biar makin paham materinya yuk ikutan les di les privat terdekat dijamin nilai kamu bakal meningkat drastis. Cari les terdekat dengan lokasi kalian yuk!


Baca juga:

Bimbel cpns

Les cpns

Komentar

Popular Post