Cerita Pendek | Bahasa Indonesia Kelas XI

Sahabat Latis mungkin pernah membaca atau mendengar cerita pendek. Biasanya cerita tersebut berupa pengalaman diri sendiri atau orang lain.

Berdasarkan pengalaman yang dialami tersebut, cerita pendek atau cerpen mengandung nilai-nilai moral dan pelajaran yang membantu kita lebih memahami hidup ini.


Cerita Pendek


Cerita Pendek


Pada pembelajaran kali ini, Sahabat Latis akan belajar tentang apa itu cerita pendek, menganalisis unsur-unsur cerita pendek, bagaimana cara mengidentifikasi nilai-nilai kehidupan pada cerita pendek, dan contoh-contoh cerita pendek.


A.     Pengertian Cerita Pendek


Cerita pendek merupakan kisah atau jalan hidup manusia berbentuk tulisan yang jelas dan ringkas. Cerpen dikelompokkan sebagai karangan fiksi atau prosa yang berfokus pada suatu konflik atau permasalahan.


Ketika membaca cerita pendek, kita bisa menemukan adanya penokohan yang berkarakter protagonis dan antagonis. Kedua karakter tersebut mencerminkan sifat orang-orang yang ada di kehidupan nyata.  


Lalu, apakah cerita pendek sama dengan novel atau penggalan cerita lainnya? Tentu saja tidak. Sebuah karya tulis dapat dikatakan cerita pendek apabila:

  1. Ditulis secara singkat dan tidak melebihi 10.000 kata.
  2. Cerita pendek merupakan gambaran dari kehidupan sehari-hari.
  3. Terdiri atas tiga hingga lima tokoh.
  4. Tokoh yang berperan dalam sebuah cerita pendek akan selalu eksis dari awal hingga akhir cerita.
  5. Bersifat fiktif dengan penggunaan kata-kata yang sederhana.
  6.  Beralur tunggal dengan kejadian yang sederhana.
  7.  Terdapat kesan dan pesan yang mendalam sehingga pembaca ikut hanyut dalam cerita tersebut.


Baca juga: Bimbel CPNS


Cerita Pendek
Source: https://prairieheritagecenter.org/events/tell-me-a-story/


B.      Unsur-unsur Cerita Pendek


Cerita pendek dibangun oleh unsur intriksik dan ekstrinsik. Unsur intrinsik merupakan unsur yang membangun cerpen berasal dari cerpen itu sendiri. Misalnya tema, penokohan, latar, alur, amanat, dan gaya bahasa.


Sedangkan unsur ekstrinsik merupakan unsur pembangun cerita pendek yang berasal dari asumsi pembaca dan latar belakang penulis.


1.      Unsur-unsur Intriksik Cerita Pendek


Unsur-unsur intriksik cerita pendek dibangun oleh tema, penokohan, latar, alur, amanat, dan gaya bahasa.

  • Tema; merupakan gagasan yang merangkum isi cerita. Ini menyangkut seluruh pokok permasalahan seperti kekuasaan, kemanusiaan, kecemburuan, kasih sayang, dan lainnya.
  • Penokohan; gambaran atau karakter yang terlibat dalam cerita pendek. Penggambaran tokoh dalam sebuah cerita dapat dianalisis menggunakan teknik analitik langsung, penggambaran fisik dan perilaku tokoh, penggambaran lingkungan kehidupan tokoh, tata bahasa, jalan pikiran, dan penggambaran dari tokoh lain.
  • Latar; merupakan tempat di mana cerita tersebut digambarkan.
  • Alur; adalah jalan cerita atau pengembangan cerita yang menjelaskan adanya sebab dan akibat dalam sebuah cerita pendek.
  • Amanat; merupakan pesan atau pengajaran yang diselipkan penulis dalam karangannya. Amanat pada cerita pendek tidak akan terlepas dari tema penulisan cerita tersebut.
  • Gaya Bahasa; membuat tulisan terkesan lebih hidup dengan suasana persuasif atau membangun interaksi dengan pembaca.


2.      Unsur-unsur Ekstrinsik Cerita Pendek


Unsur-unsur ekstrinsik cerita pendek dibangun oleh asumsi pembaca dan latar belakang penulis.

  • Asumsi Pembaca; merupakan tanggapan para pembaca setelah membaca sebuah cerita pendek.
  • Latar Belakang Penulis; mencakup semua hal yang terkait dengan penulis seperti riwayat hidup, aliran sastra, dan psikologis.

 

Cerita Pendek
Source: https://womenyoushouldknow.net/stem-holiday-guide-great-women-science-books/


C.      Mengidentifikasi Cerita Pendek Berdasarkan Hal-hal yang Terkandung di Dalamnya


Apa saja hal-hal yang terkandung dalam sebuah cerita pendek? Selain dibangun oleh unsur-unsur intrinsik dan ekstrinsik, cerita pendek juga dapat diidentifikasi berdasarkan kaidah dan strukturnya.


Cerita pendek tersusun atas pengenalan, pengungkapan peristiwa, konflik, puncak konflik, dan penyelesaian.

  • Pengenalan; di awal cerita, penulis mengenalkan tokoh-tokoh dengan adanya dialog dan adegan antar tokoh.
  • Pengungkapan peristiwa; adanya peristiwa yang memunculkan permasalahan.
  • Konflik; terdapat tulisan yang menjelaskan adanya kehebohan, kegembiraan, dan keterlibatan lainnya.
  • Puncak konflik; penulis memunculkan konflik besar yang menjelaskan penyelesaian atau kegagalan.
  • Penyelesaian; menjelaskan akhir cerita dengan menggambarkan nasib para tokoh.


Hal yang membedakan cerita pendek dengan karya fiksi lainnya adalah gaya bahasa yang digunakannya. Di antaranya adalah sebagai berikut.

  • Menggunakan kata-kata yang menjelaskan bahwa kejadian itu terjadi di masa lampau, seperti; ketika itu, telah terjadi, beberapa tahun yang lalu, dan lainnya.
  • Menggunakan konjungsi kronologis atau urutan waktu, seperti; mula-mula, setelah itu, sejak saat itu, kemudian, dan lainnya.
  • Adanya kata-kata yang menggambarkan sebuah peristiwa, seperti; menawari, melompat, membersihkan, dan menyuruh.
  • Adanya kata kerja yang menyatakan sesuatu yang dirasakan atau dipikirkan oleh tokoh, seperti; menginginkan, mengharapkan, merasakan, dan lainnya.


Agar Sahabat Latis lebih memahami apa itu cerita pendek, mari kita pelajari contoh cerita pendek berikut ini.


Pejuang

Karya: Maria Maghdalena Bhoernomo (dengan beberapa perubahan)


Lelaki tua itu selalu suka mengenakan lencana merah putih yang disematkan di bajunya. Di mana saja berada, lencana merah putih selalu menghiasi penampilannya.


Ia memang seorang pejuang yang pernah berperang bersama para pahlawan di masa penjajahan sebelum bangsa dan negara ini merdeka. Kini semua teman seperjuangannya telah tiada. Sering ia bersyukur karena mendapat karunia umur panjang. Ia bisa menyaksikan rakyat hidup dalam kedamaian.


Tak lagi dijajah oleh bangsa lain. Tidak lagi berperang gerilya keluar masuk hutan. Tapi ia juga sering meratap-ratap setiap kali membaca koran yang memberitakan keadaan negara ini semakin miskin akibat korupsi yang telah dianggap wajar bagi semua pengelola negara.


Banyak kekayaan negara juga dikuras habis-habisan oleh perusahaan-perusahaan asing yang berkolaborasi dengan elite politik. Kini, semua elite politik hidup dalam kemewahan, persis seperti para pengkhianat bangsa sebelum negara ini merdeka. Dulu, pada masa penjajahan, para pengkhianat bangsa menjadi mata-mata Kompeni.


Mereka tega mengorbankan anak bangsa sendiri demi keuntungan pribadi. Mereka mendapat berbagai fasilitas mewah. Seperti rumah, mobil dan juga perempuan-perempuan cantik. Ia tiba-tiba teringat pengalamannya membantai sejumlah pengkhianat bangsa di masa penjajahan.


Saat itu ia ditugaskan oleh Jenderal Sudirman untuk membersihkan negara ini dari pengkhianat bangsa yang telah tega mengorbankan siapa saja demi keuntungan pribadi. ”Para pengkhianat bangsa adalah musuh yang lebih berbahaya dibanding Kompeni. Mereka tak pantas hidup di negara sendiri. Kita harus menumpasnya sampai habis. Mereka tak mungkin bisa diajak berjuang karena sudah nyatanyata berkhianat,” Jenderal Sudirman berbisik di telinganya ketika ia ikut bergerilya di tengah hutan.


Ia kemudian bergerilya ke kota-kota menumpas kaum pengkhianat bangsa. Ia berjuang sendirian menumpas kaum pengkhianat bangsa. Dengan menyamar sebagai penjual tape singkong dan air perasan tape singkong yang bisa diminum sebagai pengganti arak atau tuak, ia mendatangi rumah-rumah kaum pengkhianat bangsa. Banyak pengkhianat bangsa yang gemar membeli air perasan tape singkong.


Dasar kaum pengkhianat, senangnya hanya mengumbar nafsu saja. Ia begitu dendam kepada kaum pengkhianat bangsa. Mereka harus ditumpas habis dengan cara apa saja. Dan Ia memilih cara paling mudah tapi sangat ampuh untuk menumpas kaum pengkhianat bangsa. Air perasan tape singkong sengaja dibubuhi racun yang diperoleh dari seorang sahabatnya berkebangsaan Tionghoa yang sangat mendukung perjuangan kemerdekaan Indonesia.


Entah terbuat dari bahan apa, racun itu sangat berbahaya. Jika dicampur dengan air perasan tape singkong, lalu diminum, maka dalam waktu dua jam setelah meminumnya, maka si peminum akan tertidur untuk selamanya. Tak ada yang tahu, betapa kaum pengkhianat bangsa tewas satu persatu setelah menenggak air perasan tape singkong yang telah dicampur dengan racun.


Dokter-dokter yang menolong mereka menduga mereka mati akibat serangan jantung. Dukun-dukun yang mencoba menolong mereka menduga mereka mati akibat terkena santet. Pemuka-pemuka agama yang mencoba menolong mereka menduga mereka mati akibat kutukan Tuhan karena mereka telah banyak berbuat dosa.

 

Dengan membaca cerita pendek di atas secara keseluruhan, Sahabat Latis akan menemukan topik apa yang diangkat oleh penulis dan unsur-unsur pembangun cerita tersebut.


Cerpen “Pejuang” mengangkat topik tentang perjuangan dan pengkhianatan. Alur cerita tersebut menjelaskan sebab akibat yang berkaitan, menggunakan gaya bahasa yang penuh emosional, melibatkan tokoh-tokoh besar, dan menyimpan pesan yang mendalam agar para pembaca mengambil pelajaran atas akibat dari melakukan sebuah pengkhianatan.


Baca juga: Les CPNS Jakarta

 

Bagaimana Sahabat Latis, sudah mulai paham kan dengan materi Cerita Pendek?

 

Supaya kamu makin paham dengan materi lainnya, bisa jawab PR dan tugas di sekolah dengan mudah dan prestasi kamu meningkat tajam, kamu bisa coba ikutan les privat Latisprivat lho!

 

Gurunya berprestasi dan biayanya juga hemat. Bisa online dan tatap muka juga. Fleksibel kan? Untuk info lebih lanjut, kamu bisa hubungi Latisprivat di line chat 085810779967.

 

Sampai ketemu di kelas!

 

Referensi:

Suherli, Maman Suryaman, Aji Septiaji, Istiqomah. 2017. Bahasa Indonesia. Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.

Modul Bahasa Indonesia; Unsur-unsur Pembangun Cerpen oleh Sumiarti (SMAN 17 Makassar).

 

Latis Privat

 

 

 

Komentar

Popular Post